Rabu, 17 Februari 2016

Awas! Jangan Remehkan Keputihan

Keputihan kadang menjadi problem kaum wanita yang tak ada habis-habisnya. Dalam beberapa perbincangan wanita di dunia nyata maupun di grub medsos, keputihan menjadi momok sendiri.

Banyak sekali berbagai obat baik kimiawi maupun herbal yang diperdagangkan. Namun toh soal ini juga tidak menjadikan topik keputihan selesai. Artinya kadang, obat tidak mempan melawan keputihan.

Karena kadang tidak menemukan solusi, ada juga wanita yang akhirnya meremahkan dan menganggapnya suatu “kebiasaan”. Padahal keputihan tidak bisa dianggap enteng karena bisa berakibat fatal jika lambat ditangani.

Penyakit ini bukan hanya mengganggu kenyamanan beraktivitas tapi bisa mengakibatkan kemandulan atau malahan hamil diluar kandungan. Keputihan juga merupakan gejala awal dari kanker leher rahim atau serviks yang bisa berujung pada kematian.

BACA: Benarkah Pembalut Pabrik Memicu Kanker Serviks?

Dikutip dari situs Bidanku, dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) mendefinisikan keputihan dengan cairan yang berlebihan yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena keputihan.

Keputihan fisiologis biasanya terjadi pada masa subur, juga sebelum dan sesudah menstruasi yang kadang disertai lendir yang berlebihan. Cirinya tidak gatal dan tidak berbau dan itu adalah normal.

Sedangkan kalau keputihan patologis, adalah keputihan yang terjadi karena infeksi pada vagina, adanya benda asing dalam vagina atau karena keganasan.

Infeksi bisa sebagai akibat dari bakteri, jamur atau protozoa. Ciri-ciri keputihan patologis, warnanya seperti kepala susu atau hijau kekuning-kuningan, atau bahkan bercampur dara.

Ketika keputihan sudah menjadi penyakit, wanita yang menderita keputihan patologis ini akan merasa gatal pada daerah vagina, dan lendir yang keluar berbau, sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman.

Banyak hal yang membuat wanita rawan terkena keputihan patologis . Biasanya penyebab keputihan patologis ini karena kuman.

“Di dalam vagina sebenarnya bukan tempat yang steril. Berbagai macam kuman ada di situ. Flora normal di dalam vagina membantu menjaga keasaman pH vagina, pada keadaan yang optimal. pH vagina seharusnya antara 3,5-5,5,” terang dr. Sugi.

Ia juga menjelasakan flora normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian antiseptik untuk daerah vagina bagian dalam. Ketidakseimbangan ini mengakibatkan tumbuhnya jamur dan kuman-kuman yang lain. Padahal adanya flora normal dibutuhkan untuk menekan tumbuhan yang lain itu untuk tidak tumbuh subur. Kalau keasaman dalam vagina berubah maka kuman-kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga akibatnya bisa terjadi infeksi yang akhirnya menyebabkan keputihan, yang berbau, gatal, dan menimbulkan ketidaknyamanan.”

Masalah keputihan tidak terselesaikan karena biasanya wanita yang menyadari hanya mengandalkan obat tapi kurang memahami pencegahannya. Mereka tetap menggunakan pembalut kain atau pentilizer yang mengandung kimia berbahaya.

Dr.Boyke menyatakan bahwa kandungan pemutih atau pewangi buatan yang terdapat pada pembalut di khawatirkan akan berlanjut pada alergi dan memicu keputihan abnormal serta radang atau infeksi.

BACA: Dr. Boyke Memperingatkan Kandungan Pemutih Pada Pembalut Dapat Memicu Infeksi

Jadi bagaimana masalah keputihan selesai tatkala wanita itu sendiri yang memicunya dengan memaparkan zat kimia berbahaya pada organ vitalnya? Mengapa tidak memulai mencoba menggunakan pembalut yang aman seperti pembalut kain?

Selasa, 09 Februari 2016

Trans7 Uji Pembalut Berbahaya

Hindari pembalut yang menggunakan zat klorin atau kaporit karena bisa sebabkan kanker. Bagi kaum hawa pembalut wanita merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia setiap waktu.

Tapi siapa sangka pembalut yang menjadi sahabat bagi mereka justru bisa mendatangkan penyakit mematikan, kanker mulut rahim. Sebabnya zat klorin atau pemutih seperti kaporit.

Banyak dipasaran pembalut yang mengandung zat klorin dan bisa meresap ke rahim wanita. Saksikan liputannya di Trans7 (recorded).

Selasa, 02 Februari 2016

Ladies, Inilah Sejarah Perkembangan Pembalut

Seorang sales memasarkan pembalut buatan pabrik.
Merunut sejarah, pembalut bagi wanita haid sudah digunakan sejak awal abad ke-10. Di masa itu seorang ahli matematika wanita dari Yunani, Hypatia, diketahui melemparkan salah satu kainnya yang digunakan untuk melindungi diri dari darah menstruasi. Ia melemparkan kain ini kepada orang-orang dalam upaya mencegah pengagumnya mengejarnya.

Saat itu kaum wanita menggunakan potongan kain bekas yang dilipat-lipat. Hal inilah yang menyebabkan mengapa akhirnya periode datang bulan juga dikenal sebagai periode on the rag (lipatan kain).

Selama masa haid, perempuan tempo dulu selalu mencuci kain-kain pembalutnya agar bisa dipakai kembali. Bahan lainnya yang sering digunakan yaitu lilitan potongan-potongan kecil kulit kayu atau bahan lain seperti lumut, kulit binatang dan rumput.

Saat periode Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, wanita shabiyah
memiliki pembalut khusus yang terbuat dari kain. Fakta penggunaan bahan pembalut dari kain ini dapat ditemukan dalam hadits-hadits bab haid.

Pembalut kain Shofy menggunakan bahan khusus yang aman berdaya serap tinggi
Pembalut haid mulai berkembang dari penemuan Benjamin Franklin. Penemuan ini dibuat untuk menyelamatkan tentara dari luka tembak. Pembalut sekali pakai mulai dipasarkan secara komersial pada tahun 1896. Produsen pembalut pertama adalah Johnson & Johnson. Produknya disebut sebagai Lister’s Towel.

Sampai pembalut sekali pakai sudah diciptakan, ternyata masih banyak perempuan yang menggunakan metode lilitan kain karena tingginya harga pembalut. Tahun 1921, produk pembalut lain yang menggunakan pulp (serat) kayu pun muncul. Produk Kotex ini muncul ketika suster Perancis dalam perang dunia I menyatakan serat kayu mampu menyerap lebih banyak darah mens ketimbang kain.

Sejak itu, evolusi pembalut mulai berkembang. Awalnya pembalut ini berbentuk persegi panjang yang ditutup dengan lapisan penyerap. Bentuknya sangat panjang, tujuan untuk menjepit pembalut di dalam korset khusus atau sabuk. Sekitar tahun 1970-an, pembalut dengan tambahan sayap mulai diperkenalkan.

Tahun 1978, produsen pembalut Proctor and Gamble menciptakan pembalut dengan penyerapan ekstra. Mereka menciptakan pembalut dari material ekstra di dalamnya yang menciptakan bentuk seperti bentuk gelas. Dalam perkembangannya, pembalut ini ditambahkan dengan strip perekat di bawahnya.

Desain yang ergonomis ini mulai berkembang pada tahun 1980-an sampai saat ini. Bahkan dalam perkembangannya, produsen pembalut ini menggunakan berbagai metode dan juga teknologi anti-tembus dan anti-kerut yang dibuat dari berbagai macam bahan kimia.
 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik